- KENAIKAN YESUS YANG BERMAKNA DAN BERDAMPAK
- Wa qoma min al-amwat fi al-yaum ats-tsalits kama fi al-kutub
- PARADOKS SALIB KRISTUS
- AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT
- Hal Ta\'rif al-Masih
- NARASI INJIL TENTANG KEMANUSIAAN YESUS
- ALLAH, BUNDA MARIA DAN YESUS: TRINITAS PALSU!!!
- Angel Temen Tuturanmu!!!
- Christ The Lawgiver
- SEKILAS AJARAN KESELAMATAN DALAM IMAN KRISTEN
En Anthropo Theos
Allah Shara Jasadan
Artikel Terkait
- The Sonship of Jesus Christ2
- En arche1
- Almasih El Nose (Forgiving God)0
- Yesus Juruselamat Ilahi Dalam Nubuatan Nabi Mikha7
- Jesus The Word of God: Tanggapan Atas Tuduhan Sanihu Munir tentang Logos Neo Platonisme-Philo da0
- Yesus Tu(h)an atau Tuhan (God) ?1
- Isa Almasih Rasul Allah 1
- Almasih Sang Kalimatullah2
Artikel Populer
- Spiritual Warfare
- En arche
- Selamat Merayakan Nuzul Kalimat Allah
- Apa Saja Pokok Ajaran Kristen?
- Almasih: Al-Quddus wa al-Barr
- Pancasila Dalam Sorotan Kitab Suci
- Dari Perayaan Paskah (Chag Ha Pesakh) sampai Perayaan Roti tak Beragi (Chag Ha Matsot)
- Almasih El Nose (Forgiving God)
- The Sonship of Jesus Christ
- Jesus The Word of God: Tanggapan Atas Tuduhan Sanihu Munir tentang Logos Neo Platonisme-Philo da

En Anthropo Theos (Allah shoro jasadan)
Berdasarkan nubuat para nabi dalam PL, juga sabda-sabda Kristus serta pewahyuan dari Ruh Kudus, maka para rasul menyampaikan dan meneruskan pengajaran tentang Yesus Kristus yang menjadi pusat iman Kristen.
Dalam hal ini tentang kodrat hakiki Yesus Kristus, baik sebelum maupun sesudah inkarnasiNya. Sebelum inkarnasiNya, dinyatakan dalam Injil Yohanes tentang hakekat eksistensiNya sebagai Logos/Kalimatullah yang berasal dari dan satu dalam Dzat Allah (Yoh 1:1). Itulah sebabnya Logos/Kalimatullah adalah Allah sendiri, karena jelas apa yang ada di dalam Dzat Allah adalah Allah.
Demikian juga setelah Logos/Kalimatullah itu berinkarnasi, natur/kodrat ilahiNya tidak hilang dan digantikan kodrat manusia. Sebaliknya, kodrat ilahi dan manusia menyatu dalam satu pribadi Yesus Kristus tanpa saling meniadakan. Keduanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan, yakni satu Pribadi Yesus Kristus. Paulus menuliskan dalam suratNya: “…Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kol 2:9).
Artinya Yesus Kristus adalah Satu Pribadi yang sekaligus berkodrat ilahi dan manusia. Kodrat kemanusiaanNya tidak menurunkan kemuliaan Allah. Sebab bukankah Allah sejak semula menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya, serta memberikan pada manusia derajat yang tinggi (Maz 8:6-10).
Memang setelah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, manusia terjerembab dalam lumpur kehinaan. Dan justru karena rahmat dan rahimNya yang besar itulah, maka Kalimatullah berinkarnasi untuk mengembalikan manusia pada kedudukannya yang semula dihadapan Allah.
Meneruskan ajaran Yesus dan rasul-rasulNya, maka murid-murid para rasul juga menegaskan tentang hakikat pribadi Yesus. Ignatius misalnya, murid Rasul Petrus yang wafat di sekitar awal abad kedua, menyatakan dalam suratnya yang ditulis pada orang-orang Magnesia sebagai berikut:
يوجد طبيب واحد هو في الوقت نفسه روح و جسد (اله و انسان)
من مريم و من الله… مولود و غير مولود. الله صار جسدا
Artinya:
“Ada satu tabib yang bersifat ruh dan jasad pada saat yang sama (Tuhan dan manusia), dilahirkan dan tidak dilahirkan. Allah yang telah menjadi manusia… dari Maryam dan dari Allah
Ignatius memahami dengan baik ajaran guru-gurunya. Ia menyatakan Kristus sebagai Tabib atas penyakit rohani dan jasmani manusia yang berkodrat jasmani sekaligus ruhani dalam keilahianNya (Sarkikos kai Pneumatikos). Ia yang dilahirkan sekaligus tidak dilahirkan (Mauludun wa ghayru maulud), dalam teks aslinya tertulis: Gennetos kai agennetos. Ignatius memahami dengan baik relasi kemanusiaan-keilahiaan Kristus, sehingga lebih lanjut ia menyebut Kristus sebagai: Allah yang berinkarnasi menjadi manusia (Allah shoro jasadan) atau En anthropo Theos.
Dalam suratnya pada jemaat di Roma, Paulus sudah menyatakan bahwa Kristus yang adalah AnakNya, dilahirkan sebagai keturunan Daud menurut natur manusiaNya (Yun: Kata Sarka; NIV: Who as to His Human Nature). Kalau ada ungkapan menurut kodrat manusiaNya, berarti ada yang disebut kodrat ilahiNya. Itulah hakekatNya sebagai Kalimtullah yang adalah Allah.
Inilah ajaran orthodoksi iman Kristen yang terus dijaga, dipelihara, diajarkan dan dihidupi sampai hari ini. Mereka yang mengajarkan hal yang berbeda dari ajaran ini tentu tidak bisa disebut sebagai seorang Kristen berdasarkan prinsip paradosis.
Jikalau orang di luar iman Kristen tidak mengakui hakekat Ilahi Yesus sebagai Firman yang satu dengan dan adalah Allah sendiri itu sangat wajar. Sebab mereka memang belum mengetahui dan beriman pada Yesus Kristus seperti yang dinyatakan dalam Alkitab. Apalagi kalau dinyatakan bahwa ajaran keilahian Yesus baru ada di abad keempat setelah Kaisar Konstantin menetapkannya dengan otoritasnya sebagai raja. Ini jelas-jelas ngawur! Perjanjian Baru sudah ada di abad pertama dan jelas mengajarkan tentang keilahian Yesus. Demikian juga dengan tulisan bapa-bapa rasuli dan gereja pada akhir abad pertama sampai abad keempat jelas menyatakan tentang keilahian Yesus.
Yesus Kristus adalah Allah, Sang Firman yang berinkarnasi menjadi manusia. Kemanusiaan dan keilahianNya sama-sama penting dalam karya keselamatan yang dikerjakanNya. Tanpa kemanusiaanNya, penebusan tidak mungkin terlaksana sebab dalam kodrat IlahiNya Ia tidak dapat mati. Sedangkan tanpa keilahianNya, maka tak mungkin Ia bisa memberikan kehidupan pada manusia kalau Ia sendiri ternyata takluk pada kematiaan.
Faktanya setelah kematianNya untuk menggenapkan hukum penebusan, Ia bangkit kembali untuk mengaruniakan hidup pada mereka yang percaya kepadaNya.
Haleluyahh.!!! Dengan apakah akan kubalas segala kebaikanNya??? (Maz 116:12)
Salam Kasih Dalam Kristus
Zoelife
