Jesus The Word of God: Tanggapan Atas Tuduhan Sanihu Munir tentang Logos Neo Platonisme-Philo da

By zoelife 05 Feb 2018, 19:15:03 WIB Kristologi
Jesus The Word of God: Tanggapan Atas Tuduhan Sanihu Munir tentang Logos Neo Platonisme-Philo da

Saya tertarik menanggapi video yang diunggah oleh Sanihu Munir di Youtube yang berjudul: Bahasa Arab Kemusyrikan Dr. Bambang Noorsena. Berikut link videonya jika anda ingin melihatnya langsung: https://www.youtube.com/watch?v=coUKZVh_3Gk.

Dalam video tersebut, Munir yang berulang-ulang memuji kefasihan bahasa Arab Bambang Noorsena ketika membaca Injil Yohanes dalam bahasa Arab, membahas ajaran Alkitab tentang Almasih yang adalah inkarnasi(tajassud) dari Kalimatullah/Logos.

Namun tentu saja, pembahasan Munir banyak menyimpang dari ajaran Alkitab. Misalnya, dia mengatakan bahwa term “Logos” yang terdapat dalam Injil Yohanes pasal 1 bukanlah merupakan bagian dari Injil Yohanes (perhatikan mulai menit kelima), tetapi ajaran mitos, yakni sebuah hymne Platonis.

Yang lebih menggelikan, Munir menyatakan bahwa gerejalah yang mengadopsi konsep Logos dari ajaran filsafat Neo Platonisme dan juga Philo dari Alexandria. Lagi menurut Munir, sebenarnya para penulis Perjanjian Baru sama sekali tidak meyakini bahwa Yesus adalah inkarnasi dari Logos.

Dari sekali saja menonton video pendek yang hanya berdurasi sekitar tiga belas menit itu, pembaca pasti langsung bisa menilai sejauh mana pemahaman Munir terhadap ajaran Kristen, bahkan terhadap ajaran Islam sendiri.

Dalam artikel ini, saya akan menanggapi secara garis besar pokok ajaran Kristen yang dipersoalkan Munir.

Yohanes Anak Zebedeus, Murid ‘Isa Almasih dan Penulis Injil Yohanes

Perlu ditegaskan disini, berdasarkan catatan sejarah gereja yang merekam laporan bapa-bapa gereja mula-mula yang dekat dengan jaman rasul, disebutkan bahwa Rasul Yohanes murid Yesus adalah penulis Injil Yohanes.

Misalnya dapat kita baca dalam tulisan Eusebius dari Kaisarea yang berjudul Tarikh al-Kanisah:

أما عن كتابات يوحنا فأن إنجيله ليس هو الوحيد الذى قبل الآن و فى العصور السابقة بدون نزاع ، بل أيضا رسالته

الأولى

Amma ‘an kitabati Yuhanna fa anna Injilahu laysa huwa al-wahid alladzi qabla al-an wa fi al-‘ushur as-sabaqati bi duni nizal’, bal aidhan risalatuhu al-ula.”

Artinya:

“Adapun mengenai tulisan-tulisan Yohanes, ia tidak hanya menulis kitab Injil, tetapi juga surat pertama yang ditulisnya (1 Yohanes,pent) telah diterima tanpa keraguan sejak awal hingga sekarang” (Tarikh al-Kanisah III.24.17)

Juga dapat kita lihat kesaksian St.Irenaeus, salah seorang murid para rasul, terkait penulis Injil Yohanes:

بعد ذلك نشر يوحنا- تلمذ الرب، والذى كنا أيضا يضطجع على صدره- أنجيله إذ كان مقيما في أفسس بآسيا

Ba’da dzalika nasyara Yuhanna, -tilmidz ar-Rabbi wa alladzi kana aidhan yadhthaji’u ‘ala shodrihi- injilahu idz kana muqiman fi Efesus bi Asia”

Artinya:

Sesudah itu, Yohanes, murid Tuhan yang bersandar di dekat dada Tuhan, ,menerbitkan InjilNya ketika ia tinggal di Efesus, Asia.” (Tarikh al-Kanisah V.8.4)

Kesaksian diatas begitu kuat sebab bersumber dari murid-murid para rasul sendiri. Melalui prinsip paradosis/khilafat rasuliyah, gereja menjaga dan meneruskan tanpa putus ajaran dan kenangan sejarah ‘Isa Almasih dan para muridNya. Lalu kalau muncul tuduhan bahwa bukan Yohanes yang menulis Injil Yohanes pasal 1, ini juga dibantah oleh data sejarah gereja yang menyatakan bahwa setelah Yohanes melihat sebagian besar fakta-fakta awal kehidupan Yesus (berita malaikat dan kelahiran Yesus) sudah ditulis oleh ketiga Injil lainnya, berdasarkan pimpinan Roh Kudus (Irsyadun min ar-Ruhi) ia langsung menulis sebuah Injil Rohani (Kataba Injilan Ruhiyan, Tarikh al-Kanisah VI.14.7), beranjak pada hakekat asali Kristus sebagai Kalimatullah dalam hubunganNya dengan Allah.

Kalau Munir mempelajari dengan serius dan obyektif keseluruhan Injil Yohanes dan ketiga Injil lainnya, ia akan melihat bagaimana para penulis Injil berdasarkan wahyu Allah menyatakan Yesus sebagai Mesias yang Ilahi seperti yang dijanjikan dalam Tanakh (Old Testament). Persoalannya memang Munir tidak mau tahu dan tidak menggubris sama sekali fakta-fakta teologis ini.

Memra YHWH dalam Targum dan Logos dalam Injil Yohanes

Seperti yang sudah saya tulis diatas, Munir menyatakan bahwa term Logos yang ditemukan dalam Injil Yohanes pasal 1 berasal dari filsafat Neo Platonisme dan ajaran Philo, seorang teolog Yahudi- Diaspora yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme.

Sejak awal Philo ingin mencoba mendamaikan iman Tauhidnya dan pemikiran filsafat Yunani, namun ternyata ia gagal. Misalnya ketika ia, menyatakan bahwa Logos adalah Theos Deuteros/Allah Kedua yang bereksistensi secara mandiri di luar Dzat Allah. Pemahaman Philo ini menyebabkan berbilangnya yang Kekal (ta’addud al-Qudama), yang jelas-jelas menerobos pagar ajaran ketauhidan yang menolak sama sekali adanya eksistensi Ilahi di luar Dzat Allah.

Ajaran diatas sama sekali bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru yang berakar sepenuhnya dari Kitab Tanakh (Old Testament). Hanya melihat pada kesamaan term masih belum membuktikan bahwa ada kesamaan ide antara keduanya. Sebab pada faktanya, Septuaginta, terjemahan PL dalam bahasa Yunani yang dikerjakan sekitar abad ke 2 seb Masehi, juga menerjemahkan kata Ibrani Davar(Firman) sebagai Logos.

Tentu konsep Logos dalam pola pikir filsafat Yunani dan teologi PL berbeda sama sekali. Dalam PL, Davar/Logos adalah pernyataan diri dan kehendak Allah pada umatNya, yang melaluiNya Allah menciptakan langit dan bumi.

Maz 33:6

בִּדְבַ֣ר יְ֭הוָה שָׁמַ֣יִם נַעֲשׂ֑וּ וּבְר֥וּחַ פִּ֝֗יו כָּל־צְבָאָֽ׃

Artinya:

Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.

Maz 107:20

יִשְׁלַ֣ח דְּ֭בָרֹו וְיִרְפָּאֵ֑ם וִֽ֝ימַלֵּ֗ט מִשְּׁחִיתֹותָֽם

Artinya:

diutus-Nya/yishlakh firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur.

Ayat diatas juga melatarbelakangi sabda Yesus dalam Injil Yohanes 17:3 yang sering disalahpahami oleh teman-teman Muslim. Dalam Mazmur diatas, Firman tersebut digambarkan sebagai yang diutus Sang Bapa untuk menyampaikan kehendak Allah ataupun menyatakan pembebasan Tuhan dari segala kesesakan dan penderitaan umatNya.

Sekali lagi harus ditegaskan disini, adanya kesamaan terminologi belum membuktikan adanya kesamaan konsep. Seperti misalnya dapat dicontohkan dalam terjemahan Qur’an berbahasa Indonesia yang menerjemahkan al-jannah sebagai Syurga. Tentu term Syurga dalam Islam tidak sama dengan konsep Syurga dalam agama Hindu. Faktanya, kata tersebut merupakan pinjaman dari bahasa Sansekerta. Apakah karena kita menemukan kata surga dalam terjemahan Qur’an bahasa Indonesia, maka serta merta kita menuduh Islam menjiplak konsep surga dalam Hindu? Belum lagi kalau kita melihat term Firdaus yang terdapat dalam Qur’an.

Kata Firdaus merupakan pinjaman dari bahasa Persia yang bermakna taman para raja Persia. Apakah lantas disimpulkan bahwa Qur’an memiliki konsep yang sama dengan konteks penggunaan kata tersebut di Persia kuno? Silahkan Munir menjawab pertanyaan ini.

Lebih menarik kalau kita melihat fakta terjemahan Qur’an dalam bahasa Yunani. Gelar Yesus sebagai Kalimatullah, ternyata diterjemahkan juga sebagai LOGOS. Misalnya dalam Surat an-Nisa 171, ungkapan: ‘Isabnu Maryam rasulullahi wa kalimatuhu, diterjemahkan dalam Al-Qur’an terjemahan bahasa Yunani sebagai berikut: Ho Khristos Iesous huios tes Mariam den enai perissotero apa apostolos tou Allah , khi HO LOGOS tou pros te Mariam.

Nah, apakah kita akan mengatakan sama seperti Munir, bahwa ternyata Qur’an juga mengadopdsi teori logosnya Philo atau Neo Platonisme? Kenyataannya, Qur’an juga menyaksikan bahwa Logos itu telah menjadi manusia (Qs Ali Imran ayat 45; Qs An. Nisa 171). Jadi, mengkritik ajaran Alkitab perihal Logos/Kalimatullah yang menjadi manusia, sama artinya Munir mengkritik ajaran Qur’annya sendiri.

Saya ingin mengutip tulisan Abuna Tadros Malati, seorang teolog gereja Koptik dalam kitab tafsirnya atas Injil Yohanes sebagai berikut:

القديس يوحنا لم يستخدم هذا التعبير كما جاء في الفلسفات اليونانية أو في الغنوسية... و إنما حمل مفهوما كتابيا، على صوء ما جاء في العهد القديم عن الحكمة. اللوغوس في الفكر الهيليني يمثل العقل المدبر الكامن في الكون، و هو أول الخليقة، أما القديس يوحنا فيحدثنا عن الاوغوس بكونه نطق الله الذاتي، فهو الابن الوحيد، من ذات للاب و في ذاته، و ليس خارجا عنه، بل هو واحد معه في الجوهر. لا نجد في الفكر الهيليني كلمة الله متجسدا يحل بين البشر الذي يعلن لهم أسراره الإلهية، هذا تمايز بين الكلمة في الفكر الهيليني و الكلمة في الإنجيل. “...

"al Qiddis Yuhanna lam yastakhdim hadza at-ta’biri kama ja’a fi al-falsafat al-Yunaniyyati au fi al-Gnusiyyati au kama ja’a ‘inda Filun... Wa innama hamala mafhuman kitabiyan, ‘ala dhau’i ma ja’a fi al-‘ahd al-qadim ‘an al-Hikmah. Logos fi al-fikri al-hiliniy yumatstsilu al-‘aql al-mudabbir al-kamin fi al-kauni, wa huwa awwal al-khaliqati, amma al-Qiddis Yuhanna fa yuhadditsuna ‘an al-Logos bi kaunihi nuthqul-lah ad-dzatiy, fa huwa al-Ibn al-wahid, min Dzat al-Abi wa fi Dzatihi, wa laysa khorijan ‘anhu, bal huwa wahid ma’ahu fi al-jauhar. La najidu fi al-fikr al-hiliniy Kalimat Allah al-mutajassidan yahillu baina al-basyar alladzi yu’linu lahum asrarahul ilahiyyah. Hadza tamayuzun bayna al-Kalimat fi al-fikr al-hiliniy, wa al-KALIMAT fi al-Injil”

Artinya:

... Rasul Yohanes tidak menggunakan term Logos dalam makna yang sama dalam filsafat Yunani, Gnostisisme, atau seperti yang dipahami oleh Philo. Namun Yohanes menggunakan term ini (Logos) dalam terang konsep Perjanjian Lama tentang Hikmat Ilahi. Logos dalam alam pikiran filsafat Yunani dimaknai sebagai Hukum Abadi di semesta, permulaan segala ciptaan. Bertolak belakang dengan hal ini, Logos yang dinyatakan Yohanes adalah Pikiran Allah sendiri, yang digelari secara kiasan sebagai Putra Allah. Ia berasal dari Dzat Allah dan berdiri dalam DzatNya serta tidak eksis di luar Dzat Allah, melainkan satu dalam DzatNya. Dalam konsep filsafat Yunani tidak kita temukan ajaran Kalimatullah yang menjadi manusia dan diam diantara manusia untuk menyatakan kepada mereka misteri keilahianNya. Inilah perbedaan antara konsep Logos/Kalimat dalam Helenisme dan Injil.”

Sudah cukup jelas dinyatakan diatas makna konsep Logos yang berinkarnasi(Tajassud) dalam iman Kristen. Lebih jelas lagi latar belakangnya kalau kita melihat dalam Targum, terjemahan PL dalam bahasa Aramaik yang sudah ada pada jaman Yesus. Dalam Targum, nama Allah atau YHWH yang menyatakan diri dekat dengan umatNya selalu diterjemahkan dengan kata Memra, yang sebanding artinya dengan Logos/Kalimatullah. Seperti misalnya dalam Kejadian 31:24, Targum Aramaik menerjemahkan ayat ini sebagai berikut:

“...ואתא מימר מן קדם יי לות לבן

We atta Memra min qedem YHWH lwat Laban

Artinya:

Dan datanglah Memra/Firman YHWH yang bersama-sama dengan YHWH menemui Laban” Dalam PL Ibrani, yang menjumpai Laban adalah Allah sendiri. Tetapi Targum, untuk menjaga transendensi Allah, maka kata Elohim diterjemahkan sebagai Memra/Firman/Logos. Ada banyak kasus demikian dalam Targum yang melatarbelakangi teologi dalam Injil Yohanes.

Jadi karena latar belakang Yahudinya, Yohanes tidak secara langsung mengatakan bahwa Allah hadir di tengah-tengah umatNya dalam pribadi MesiasNya. Namun ia menuliskan bahwa Memra/Kalimatullah itu menjadi manusia (Yoh 1:14), artinya Mesias adalah penyataan diri Allah sendiri dalam daging.

Pokok pikiran inilah yang hendak disampaikan Yohanes melalui ilham Roh Kudus berdasarkan latar belakang teologi PL tentang Mesias Ilahi yang akan hadir di tengah umatNya (Mikha 5:1; Yes 9:5,; Daniel 7:14 dll).

Ketidaktahuan Sanihu Munir terhadap ajaran Kristen secara utuh membuatnya sembarangan menuduh Kristen menjiplak ajaran Logos dalam filsafat Yunani. Padahal seperti dibuktikan sekilas diatas, ajaran Kristen jelas berbeda dari konsep filsafat Yunani atau Philo. Dalam ajaran-ajaran filsafat tersebut, Logos dipahami tidak riil dan bukan Allah. Tetapi dalam iman Kristen, Logos/Kalimatullah itu hadir secara nyata di tengah umatNya. Ia bisa diraba dan disentuh secara nyata oleh umatNya (1 Yoh 1-3). Namun pada saat yang sama ajaran keesaan Allah tetap dijaga secara konsisten.

 

Salam Kasih Dalam Kristus

--ZoeLife--

 




View all comments

Write a comment

Loading....



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir

  • Jesusprophet

    Kredo 1:Mereka=subjek,mengenal=predikat,Engkau satu satunya Allah yang benar=objek+keterangan ...

    View Article
  • Denis

    ???? ????? Yeshua haMashiach Yeshua sang Mesias ?? ????? Ben Elohim Putra Elohim ?? ...

    View Article
  • Sony

    shalom..Mohon berkenan kami dikirimi artikel via email kami, Trimakasih Tuhan ...

    View Article

Video Terbaru

View All Video