- KENAIKAN YESUS YANG BERMAKNA DAN BERDAMPAK
- Wa qoma min al-amwat fi al-yaum ats-tsalits kama fi al-kutub
- PARADOKS SALIB KRISTUS
- AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT
- Hal Ta\'rif al-Masih
- NARASI INJIL TENTANG KEMANUSIAAN YESUS
- ALLAH, BUNDA MARIA DAN YESUS: TRINITAS PALSU!!!
- Angel Temen Tuturanmu!!!
- Christ The Lawgiver
- SEKILAS AJARAN KESELAMATAN DALAM IMAN KRISTEN
SEKILAS AJARAN KESELAMATAN DALAM IMAN KRISTEN
Artikel Terkait
Artikel Populer
- Spiritual Warfare
- En arche
- Selamat Merayakan Nuzul Kalimat Allah
- Apa Saja Pokok Ajaran Kristen?
- Almasih: Al-Quddus wa al-Barr
- Pancasila Dalam Sorotan Kitab Suci
- Dari Perayaan Paskah (Chag Ha Pesakh) sampai Perayaan Roti tak Beragi (Chag Ha Matsot)
- Almasih El Nose (Forgiving God)
- The Sonship of Jesus Christ
- Jesus The Word of God: Tanggapan Atas Tuduhan Sanihu Munir tentang Logos Neo Platonisme-Philo da
حقا ما أجمل تلك الأوقات التي كان فيها آدم وحواء قديسين قبل السقوط. ولكن الذي حدث هو أنه بالخطية هو أنه بالخطية فقد الإنسان قداسته، وبالتالي فقد صورته الإلهية
فكيف يصل الإنسان الروحي إلى هذه الصورة؟
قول القديس يوحنا الحبيب ينبغي "أنه كما سلك ذاك، هكذا يسلك هو أيضًا" (1يو2: 6). وبهذا اختار الله قديسيه "ليكونوا مشابهين صورة ابنه" (رو 8: 29).
ومن جهة الرجوع إلى صورة الله في القداسة، يقول السيد الرب "تكونون قديسين لأني أنا قدوس" (لا 11: 45). وكرر الرب هذا العبارة في (لا 20: 26). واقتبسها القديس بطرس الرسول حينما قال:
"نظير القدوس الذي دعاكم، كونوا أنتم أيضًا قديسين في كل سيرة.." (1بط 1: 15)
Transliterasi:
Al-Insānu khuliqa 'alā shūratillāhi fī al-qadāsah:
Haqqān mā ajmal tilka al-auqāt allatī kāna fīhā Ādam wa Hawā" qiddīsaini qabla as-suqūth, wa lakin alladzī hadatsa huwa annahu bi al-khatiyyati faqada al-Insān qadāsatahu, wa bit tālī faqada shūratah al-ilahiyyah.
Fa kayfa yashilu al-insān ar-rūhī ilā hadzihi ash-Shūrah?
Yaqūlu al-Qiddīs Yūhannā al-Habīb yanbaghī : annahu kamā salaka dzāka, hakadzā yasluku huwa aidhān (1Yuh 2:6).
Wa bi hadzā ikhtarallāhu qiddisiyyuhu (li yakūnū musyābihīna shūratabnihi ( Rum 8:29).
Wa min jihati ar-rujū' ilā shūratillāh fī al-qadāsati , yaqūlu as-Sayyid ar-Rabb (takūnūna qiddisiyyina li anni ana quddūsun, La 11:45).
Wa iqtabasahā al-Qiddīs Buthrus ar-Rasūl hīnamā qāla:
"Nazhīr al-quddūs alladzī da'ākum, kūnū antum aidhān qiddīsiyyin fï kulli sīrah (1 Pet 1:15).
Al-Insan ar-Ruha, hal 9-10. By: Baba Shenouda III.
Artinya:
Manusia diciptakan menurut Citra Allah dalam kekudusan:
Memang sungguh begitu indah kekudusan yang dimiliki Adam dan Hawa sebelum kejatuhan dalam dosa (Al-Suquth). Namun akibat yang terjadi setelah manusia jatuh dalam dosa adalah hilangnya kesucian dan juga keadaan awal manusia yang diciptakan menurut citra Allah.
Lalu bagaimana caranya manusia kembali pada keadaannya yang semula?
Yang terkasih Rasul Yohanes menulis dalam suratnya : "DIa yang tinggal dalam Dia (Almasih), harus hidup seperti Dia Hidup (1 Yoh 2:6).
Dengan cara ini, Allah memilih orang kudusNya untuk menjadi serupa dengan gambar AnakNya (Kalimatullah, yakni 'Isa Almasih).
Berkaitan dengan hal itu, kembali pada keadaan semula manusia yang diciptakan menurut citra Allah dalam kekudusan, TUHAN berfirman: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus (Imamat 11:45).
Dalam suratnya, Rasul Petrus mengutip ayat diatas sebagai berikut: Karena DIa yang memanggil kamu Kudus, maka haruslah kamu kudus dalam segala perbuatanmu (1 Petrus 1:15).
Dikutip dari buku: Al-Insan ar-Ruha, hal 9-10. Penulis: Baba Shenouda.
Dari tulisan diatas bisa saya simpulkan beberapa hal terkait ajaran keselamatan dalam Kekristenan:
1. Allah menciptakan manusia menurut Rupa dan GambarNya. Artinya secara sederhana, sejak semula manusia diciptakan, dalam dirinya memiliki kesadaran moralitas dan keharusan untuk hidup di dalamnya.
2. Kejatuhan manusia dalam dosa merupakan kegagalan manusia untuk memenuhi panggilan hidupnya. Dan sebagai akibat kejatuhan manusia pertama, semua manusia tercemari oleh dosa. Kecenderungan untuk berbuat dosa dominan dalam hati dan pikirannya sebagai akibat terputusnya relasi Allah dan manusia secara ruhani.
3. Almasih datang untuk memulihkan keadaan manusia kembali pada keberadaannya yang semula. Manusia membutuhkan Juruselamat untuk melepaskannya dari seluruh efek kejatuhan dalam dosa. Dalam iman Kristen, manuia tidak mungkin mampu mengusahakan keselamatan diriNya sendiri tanpa adanya Kasih Karunia Allah.
4. Kasih Karunia Allah dalam Almasih harus diresponi oleh manusia untuk memperoleh keselamatan.
5. Keselamatan harus dihidupi oleh mereka yang menerima, sebab keselamatan tidak hanya berdimensi masa lampau, tetapi juga masa kini. Karena itu, panggilan Allah bagi setiap pengikut Almasih masih tetap sama, yakni untuk MENJADI SAMA SEPERTI YESUS ( 1Yoh 2:6). Kekudusan tampak dalam kehidupan Kristen melalui pikiran, perkataan dan perbuatannya. Dan ini sesuatu yang HARUS terus menerus diusahakan dalam kehidupan Kristen.
6. Percaya pada Yesus bukan berarti PASIF dalam menerima kasih karunia Allah, dan tidak ada tindakan untuk mengerjakan keselamatan yang sudah diterima. Alkitab mengajarkan keutuhan antara: MENDENGAR dan MELAKUKAN, IMAN dan PERBUATAN.
Namun harus ditekankan juga, bukan berarti pengudusan/kehidupan benar adalah hasil usaha kita, tetapi melalui rahmat dan kasih karuniaNya yang bersinergi bersama iman dan perbuatan kita.
Selamat MERENUNGAN dan MENGERJAKAN keselamatan yang sudah anda terima.
Salam Kasih Dalam Kristus
Zoelife