- KENAIKAN YESUS YANG BERMAKNA DAN BERDAMPAK
- Wa qoma min al-amwat fi al-yaum ats-tsalits kama fi al-kutub
- PARADOKS SALIB KRISTUS
- AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT
- Hal Ta\'rif al-Masih
- NARASI INJIL TENTANG KEMANUSIAAN YESUS
- ALLAH, BUNDA MARIA DAN YESUS: TRINITAS PALSU!!!
- Angel Temen Tuturanmu!!!
- Christ The Lawgiver
- SEKILAS AJARAN KESELAMATAN DALAM IMAN KRISTEN
Wa qoma min al-amwat fi al-yaum ats-tsalits kama fi al-kutub
Artikel Terkait
- AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT0
- Hal Ta\'rif al-Masih 0
- NARASI INJIL TENTANG KEMANUSIAAN YESUS0
- Christ The Lawgiver0
- Almasih: Al-Quddus wa al-Barr0
- En Anthropo Theos1
- The Sonship of Jesus Christ2
- En arche1
- Almasih El Nose (Forgiving God)0
- Yesus Juruselamat Ilahi Dalam Nubuatan Nabi Mikha7
Artikel Populer
- Spiritual Warfare
- En arche
- Selamat Merayakan Nuzul Kalimat Allah
- Apa Saja Pokok Ajaran Kristen?
- Almasih: Al-Quddus wa al-Barr
- Pancasila Dalam Sorotan Kitab Suci
- Dari Perayaan Paskah (Chag Ha Pesakh) sampai Perayaan Roti tak Beragi (Chag Ha Matsot)
- Almasih El Nose (Forgiving God)
- The Sonship of Jesus Christ
- Jesus The Word of God: Tanggapan Atas Tuduhan Sanihu Munir tentang Logos Neo Platonisme-Philo da
Judul artikel ini merupakan petikan dari pengakuan Iman Nicea yang artinya: Dia sudah bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. Selain inkarnasi (tajassud), kematian dan kebangkitanNya tidak terpisahkan dari seluruh rangkaian karyaNya dalam dunia ini.
Kitab Suci jelas menyatakan tentang hakekat Yesus. Ia adalah inkarnasi/penjelmaan Sang Firman yang adalah Allah menjadi manusia (Yoh 1:1,14; Kalimatullah al-mutajassid). Baik sebelum dan sesudah inkarnasiNya, hakekatNya sebagai Allah karena Ia Kalimatullah, tidak mengalami perubahan.
قبل التجسد هو الله الكلمة و بالتجسد لم يتغير أو يتحول عن طبيعته ولكنه إتخذ جسدا
“Qabla at-tajassud huwa Allah al-Kalimatu wa bi at-tajassud lam yataghoyyar aw yatahawwal ‘an thabi’atihi walakinnahu ittakhodza jasadan”
Artinya:
“Sebelum inkarnasi/tajassud Dia adalah Allah, Sang Firman. Dan dengan inkarnasiNya hakekatNya tidak berubah dan beralih, tetapi hanya mengambil keberadaan jasmani”.
Dan lagi:
طبيعة واحدة متحدة من طبيعتين فهو الإله المتجسد
“Thabi’atun wahidatun muttahidatun min thabi’atain fa huwa al-Ilah al-mutajassid”
Artinya:
“Satu natur yang dipersatukan dari dua natur, Dia adalah Allah yang jadi manusia”
Abd al-Masih Basith Abu al-Khayr, Idza kana al-Masih Ilahan, fa kaifa ta’allama wa mata
“السيد المسيح كامل فى لاهوته و كلمل فى ناسوته، و لاهوته لم ينفصل عن ناسوته
“As-Sayyid al-Masih kamilun fi lahutihi wa kamil fi nasutihi, wa lahutuhu lam yanfashil ‘an nasutihi”
Artinya:
“Kristus Tuhan sempurna dalam keilahian dan kemanusiaanNya. Dan keilahianNya tidak terpisah dari kemanusianNya
Pope Shenouda III, Thabi'at al-Masih
Inilah keberadaan Yesus yang diyakini oleh iman Kristen sesuai dengan pernyataan Kitab Suci, yakni Perjanjian Lama (al-‘Ahd al-Qadim” dan Perjanjian Baru (al-‘Ahd al-Jadid). Dalam pribadi Yesus yang satu, menyatu keilahianNya sebagai Sang Firman dan kemanusiaanNya. Kedua natur tersebut bisa dibedakan, tetapi tidak terpisahkan, menyatu dalam Pribadi Yesus Kristus, Allah yang menjadi manusia (al-Ilah al-mutajassid).
Lalu bagaimana dengan kematian dan kebangkitanNya sendiri yang seringkali menjadi pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka yang belum percaya?
Tentang kematianNya, Kitab Suci jelas menyatakan bahwa Ia telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, “… thanatoteis men sarki (1 Pet 3:18). Yang mengalami kematian jelas bukan dalam kodrat ilahiNya sebagai Sang Firman yang Maha Hidup. Sebab justru itulah salah satu tujuan inkarnasiNya, agar Ia dapat mengalami kematian untuk memenuhi tuntutan hukuman atas dosa yakni kematian (Ibr 2:14; Rm 8:3).
المسيح بلاهوته لم يمت لأنه كلمة الله، الله الكلمة, و الله لا يموت، فهو الحى القيوم الذى لا يموت و السرمدى الذى لا بداية له و لا نهاية، القدير
Almasih bi lahutihi lam yamut liannahu Kalimatullah, Allah Al-Kalimat, wa Allahu la yamutu, fa Huwa al-Hayy al-Qayyum alladzi la yamutu wa as-Sarmadi alladzi la bidayatun lahu wa la nihayatun, Al-Qadir
Artinya
"Dalam kodrat IlahiNya, Almasih tidak mungkin (bisa) mati sebab Ia adalah Sang Sabda (Kalimatullah) yang adalah Allah sendiri. Dan Allah tidak bisa mati sebab Ia Sang Maha Hidup dalam sifat DzatNya yang Maha Kekal tidak berpermulaan dan berkesudahan, Yang Maha Kuasa".
Abd al-Masih Basith Abu al-Khayr, Idza kana al-Masih Ilahan, fa kaifa ta’allama wa mata
Demikian juga dengan kebangkitanNya dari antara orang mati. Karena yang mengalami kematian adalah kodratNya sebagai manusia, demikian juga yang bangkit adalah keberadaan jasmaniNya seperti dinyatakan dalam banyak teks-teks PB. Namun ada pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab terlalu serius terkait kebangkitan Yesus, yaitu: Apakah Yesus bangkit sendiri (aktif) ataukah Ia dibangkitkan (pasif).
Mengapa demikian? Sebab kalau kita memahami dengan baik ajaran Kitab Suci tentang ketritunggalan (ats-tsaluts) dan juga pribadi Yesus Kristus dalam inkarnasiNya, maka dua pernyataan Kitab Suci tersebut tidak ada yang perlu dipertentangkan.
Apakah Yesus dibangkitkan? Ya, kemanusiaanNya dibangkitkan oleh kuasa ilahiNya sebagai Kalimatullah seperti pernyataan Yesus dalam Injil Yohanes 2:19, “… Aku akan mendirikanNya kembali”. PernyataanNya tersebut jelas berkaitan dengan keberadaanNya sebagai Sang Firman yang adalah Allah.
Apakah Yesus bangkit (sendiri)? Ya, Dia bangkit sendiri berdasarkan keberadaanNya sebagai Kalimatullah/Sang Firman yang berkuasa dan dalam Dia ada hidup (Yoh 1:4). Keberadaan Yesus yang membangkit diriNya atau Allah yang membangkitkan tidak perlu dipertentangkan. Kenapa? Karena dalam kaitanNya dengan ketritunggalanNya, tidak ada satu keberadaan atau tindakan Allah tanpa melibatkan Firman dan RuhNya yang satu dalam Dzat/WujudNya yang Esa.
التثلث معناه أنه يوجد ثلاث أقانيم في ذات الله تعالى نعرف بالاب والابن والروح القدس.
و ااتوحد معناه أن هذه الثلاثة أقانيم هى واحد لا تقسم ولها جوهر واحد و لاهوت واحد و ذات واحدة .
At-tatslits ma'nahu annahu yujad tsalatsu aqonimin fi Dzatillahi ta'ala ta'rifu bi al-Ab wa al-Ibn wa ar-Ruh al-Qudus. Wa at-Tauhid ma'nahu an hadzhihi ats-tsalatsat aqonim hiya wahidun laa tanqosimu wa laha jauharun wahidun wa lahutun wahidun wa Dzatun wahidatun.
Artinya:
"Trinitas bermakna ada tiga uqnum (shifat dzatiyah) dalam diri Allah yang anda kenal dengan sebutan Bapa, Putra dan Ruh Kudus. Dan Tauhid bermakna bahwa tiga uqnum tersebut Esa tidak terbagi. Satu hakekat dan wujud".
Mina Jurjis, Kanisati: Aqidah wa Iman
Sehingga tidak mungkin berbicara tentang Allah tanpa sekaligus Firman dan RuhNya yang satu dalam wujudNya. Jadi bila ada pernyataan Kitab Suci yang menyatakan bahwa : Allah membangkitkan Yesus (Kis 3:15, dll). Tentu yang dimaksudkan Allah disini sudah meliputi FirmanNya dan RuhNya. Dan Yesus yang dibangkitkan disini menunjuk pada wujud atau natur kemanusiaanNya.
Jadi kedua pernyataan Kitab Suci tersebut sama-sama benar dan tidak ada yang perlu dipertentangkan. Karena itu sekali lagi, pahami dengan baik ajaran iman Kristen tentang ketritunggalan dan Yesus Kristus, Sang Firman yang menjadi manusia.
Salam
Leonardo Winarto
Jesusprophet
Kredo 1:Mereka=subjek,mengenal=predikat,Engkau satu satunya Allah yang benar=objek+keterangan ...
View ArticleDenis
???? ????? Yeshua haMashiach Yeshua sang Mesias ?? ????? Ben Elohim Putra Elohim ?? ...
View ArticleSony
shalom..Mohon berkenan kami dikirimi artikel via email kami, Trimakasih Tuhan ...
View Article