The Sign of The Cross

By zoelife 01 Mei 2018, 19:54:28 WIB Serba-serbi
The Sign of The Cross

The Sign of The Cross

Suatu ketika, anak kedua saya yang masih kelas tiga SD bertanya pada saya, “ Pa, mengapa kalau kita berdoa tidak membuat tanda salib seperti yang diajarkan di sekolah?”. Ya, sejak Taman Kanak-kanak, Kenrick dan Marvelle kakaknya, saya sekolahkan di sekolah Katolik. Karena memang sekolah Katolik, tentu dalam kegiatan belajar mengajarnya diwarnai oleh adab Katolik, seperti berdoa di awal dan akhir jam pelajaran sekolah yang diawali dengan membuat tanda salib. Sedangkan anak saya yang memang dibesarkan dalam tradisi Kharismatik, tidak mengenal adab membuat tanda salib (Rasama ‘alamat ash-shalib) seperti yang secara umum diajarkan dalam gereja Katolik dan Gereja –gereja Orthodoks.

Tentu saya menjawabnya sesuai kapasitas anak saya yang masih kelas 3 SD. Saya berkata kepadanya bahwa Salib adalah simbol dalam Agama Kristen, baik Katolik, Orthodoks maupun Protestan. Dengan membuat tanda salib (‘alamat ash-shalib), kita akan selalu diingatkan pada pribadi Tuhan Yesus yang sudah disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita. Bahwa Dialah yang menjadi pusat iman dan doa-doa yang kita naikkan. Kemudian dia lanjut bertanya, “apakah berdosa jika tidak membuat tanda salib sebelum berdoa?”. Saya menjawabnya kembali, “Tentu tidak, sebab simbol itu bukan esensinya. Yang terpenting adalah memahami makna dibalik simbol itu yang dihidupi secara riil dalam kehidupan sehari-hari. Nanti bila sudah waktunya, papa akan mengajarkan lebih jauh tentang itu.”

Salib Sebagai Simbol Kekristenan: Menangkap makna dibalik simbol

Berbicara tentang simbol keagamaan, hampir setiap agama memilikinya. Misalnya, bunga teratai (Lotus/Padma) dalam Agama Budha, yang secara umum memiliki delapan kelopak dianggap sesuai dengan ajaran utama Agama Budha : 8 kebenaran mulia (Pali : Ariyo aṭṭhaṅgiko maggo). Atau juga gambar Swastika dalam Agama Hindu yang merupakan simbol suci karena memiliki makna rohani yang sangat dalam.

Kekristenan juga memiliki simbolnya sendiri, tentu dengan makna teologisnya yang sangat penting pula dalam bangunan teologi Iman Kristen. Simbol tersebut adalah Salib. Walau bukan simbol mula-mula yang digunakan dalam kekristenan, kini Salib telah dikenal sebagai simbol utama dalam kekristenan. Penggunaan simbol tersebut dalam kekristenan merupakan hal yang unik. Sebab pada umumnya, agama-agama atau ideologi yang ada akan mencari simbol-simbol yang diharapkan sejak pertama kali dilihat akan mencitrakan sesuatu yang indah dan menarik. Namun dalam kekristenan, simbolnya justru dapat menimbulkan kengerian pada mereka yang melihatnya. Ya, sejak awal sejarahnya, salib dikenal sebagai bentuk hukuman yang sangat kejam yang diadopsi oleh orang Yunani dan Romawi dari Persia. Dalam hukum Romawi, hanya orang-orang yang melakukan tindak kejahatan serius seperti pembunuhan, pemberontakan atau perampokan bersenjatalah yang akan dijatuhi hukuman penyaliban. Itupun hanya khusus untuk para budak dan orang asing.

Demikian mengerikannya hukuman Salib ini, sampai Cicero, seorang filsuf Roma sekaligus ahli hukum yang ahli berpidato ini pernah mengomentari hukuman penyaliban dalam pidatonya: “…crudelissimum taeterrimumque supplicium” (Hukuman yang paling kejam dan menjijikkan). Namun demikian, orang-orang Kristen dengan bangga menjadikan salib sebagai penunjuk identitasnya sebagai murid-murid Kristus.

Seperti misalnya Tertullian, seorang teolog Gereja dari Afrika Utara yang hidup di abad kedua menuliskan tradisi penggunaan tanda salib dalam kehidupan harian orang percaya: “…Dalam setiap langkah dan gerakan maju, setiap kami keluar dan masuk, ketika kami mengenakan pakaian, sepatu, mandi atau ketika duduk di meja, menyalakan lampu, di tempat tidur atau duduk dan dalam tindakan keseharian kami, , kami membuat tanda salib di dahi kami”. (Tertullian, De Corona Chapter 3).

Selain Tertullian, ada juga Cyprian (250-251 M), Hippolytus (sekitar 251 M), Mar Kyrilos dari Yerusalem (315-386 M). Mar Efraim dari Syria (373) dan yang lebih belakangan Yohanes Damaskus (676-749 M). Mereka menuliskan dan mengajarkan tradisi membuat tanda salib dalam keseharian orang Kristen. Tentu saja tidak ada hal-hal yang bersifat mistis dibalik pembuatan tanda salib tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengajarkan orang percaya tentang Allah Tritunggal, Pribadi Kristus dalam keilahian dan kemanusiaanNya, karya Kristus dan juga identitas mereka yang baru dalam Kristus.

Berikut saya kutipkan makna pembuatan tanda salib dari Kitab Al-Agpeya, Kitab Shalat Harian dari Gereja Orthodoks Koptik:

ما وضع الأصبع فوق الجبهة فيعنى أن الله فوق الجيع و هو ساكن في السماء فى نور لا يدنى منه، و إنزال اليد إلى أسفل الصدر إشارة إلى نزول المجلص ربنا يسوع المسيح من السماء الي الأرض و تجسده فى بطن العذرء مريم لاجل خلاصنا .

أما من الشمال الى اليمين فإشارة الي نقله لنا من عبودية إبليس الى حرية مجد أبناء الله، و من جهة اليسار المرذولة الى جهة اليمين محل المختارين. و من حالة الضعف ولأسر و اللعنة الى حالة القوة و الخلاص و النعمة.

“Amma wadh al-ushbu’ fauqo al-jabhati fa ya’ni annallaha fauqo al-jami’ wa Huwa sakinun fi as-sama’I fi nuri la yud’a minhu, wa inzalu al-yad ila asfal al-shodri isyarat ila nuzul al-mukhallish Rabbina Yasu’ al-Masih min as-sama’ ila al-ardhi wa tajassudihi fi bathni al-‘adzra’ Maryam li ajli khallashina. Wa amma min asy-syimal ila al-yamin fa isyaratun ila naqlihi lana min ‘ubuddiyati Iblis ila huriyyati majdi abna’il-lah, wa min jihat al-yasar al-mardzulah ila jihat al-yamin mahallul-al-mukhtarin. Wa min halat adh-dhu’fi wa al-Asr wa al-la’nati ila halat al-quwwat wa al-khallash wa an-ni’mah”

Artinya:

“Adapun meletakkan jari-jari diatas dahi memiliki makna menempatkan kedudukan Allah diatas segala sesuatu dan menandakan keberadaanNya di dalam surga dalam terang yang tak terhampiri. Kemudian menurunkan tangan ke bagian terbawah dari dada menandakan nuzulnya Juruselamat kita yakni Tuhan Yesus Kristus dari surga melalui inkarnasiNya (tajassud) dalam rahim Bunda Maria yang disucikan. Kemudian memindahkan tangan dari kiri ke kanan menandakan telah dipindahkannya kita dari perbudakan Iblis menuju kemerdekaan yang penuh kemuliaan sebagai anak-anak Allah. Juga dari keberadaan yang tersingkirkan di sebelah kiri menuju kelompok yang terpilih di sebelah kanan (Perumpamaan golongan kiri dan kanan dalam Mat 25:34). Serta dari keberadaan rohani yang lemah, tertawan dan terkutuk pada keberadaan rohani yang kuat , selamat dan menerima kasih karunia”

Namun sekali lagi harus dipahami bahwa membuat tanda salib tidak akan ada artinya bila kita tidak benar-benar memahami maknanya dan hidup dalam pola kehambaan seperti Kristus. Karena kunci spiritualitas salib adalah ketaatan, kasih dan penyerahan total pada kehendak Allah. Tanpa semuanya itu, kita tidak akan pernah mengalami kuasa kebangkitan Kristus yang penuh kemuliaan. Seperti sabdaNya sendiri, bukankah Mesias harus menderita sebelum masuk dalam kemuliaanNya. Juga, karena perendahan diriNya sebagai seorang Hamba dan ketaatan totalnya yang membawaNya mengalami kematian di atas salib, maka kepadaNya dikaruniakan nama diatas segala nama. Sehingga setiap lutut bertelut dan semua lidah mengaku bahwa Yesus adalah Rabb bagi kemuliaan Allah Bapa. Ini adalah pola kehidupan yang harus dilalui pula oleh setiap orang percaya. Sebab jalan kemuliaan adalah jalan salib. Jalan peninggian adalah jalan penghambaan seperti Kristus. Saat itulah kita akan mengalami kuasa salib dan kebangkitanNya secara riil dalam kehidupan kita.

Seperti pernyataan St. Gregory Nazianzen

بالامس صلبت مع المسيح, و اليوم انا اتمجَّد معه. بالامس متُّ معه, و اليوم استعد الحياة معه. بالامس دُفنت معه, و اليوم اقوم معه

"Bi al-amsi shulibtu ma'a l-Masih, wa al-yaum ana atamajjadu ma'ahu. Bi al-amsi muttu ma'ahu, wa al-yaum asta'idu al-hayat ma'ahu. Bi al-amsi dufintu ma'ahu, wa al-yaum aqumu ma'ahu"

Artinya:

"Kemarin aku disalibkan bersama Kristus, hari ini aku dimuliakan bersama Dia. Kemarin aku mati bersama Dia, hari ini aku memperoleh hidup bersama Dia. Kemarin aku dikuburkan bersama Dia, dan hari ini aku bangkit bersama Dia"

Tanpa menyadari dan menghidupi kebenaran ini, maka baik mereka yang menghidupi tradisi membuat tanda salib atau mereka yang tidak melakukannya, tidak akan pernah mengalami kuasa salib dan kebangkitan Kristus.

Salam Kasih Dalam Kristus

--Zoelife--

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 




View all comments

Write a comment

Loading....



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir

  • Jesusprophet

    Kredo 1:Mereka=subjek,mengenal=predikat,Engkau satu satunya Allah yang benar=objek+keterangan ...

    View Article
  • Denis

    ???? ????? Yeshua haMashiach Yeshua sang Mesias ?? ????? Ben Elohim Putra Elohim ?? ...

    View Article
  • Sony

    shalom..Mohon berkenan kami dikirimi artikel via email kami, Trimakasih Tuhan ...

    View Article

Video Terbaru

View All Video