AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT

By zoelife 12 Apr 2023, 18:39:40 WIB Kristologi
AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT

"AKU MENGATAKAN KEBENARAN DENGAN PIKIRAN YANG SEHAT"
 
Pernyataan diatas diungkapkan Paulus ketika menyampaikan pembelaannya dihadapan Agripa dan Festus (Kis 26:1-32). Ya, kekristenan bukanlah kepercayaan buta yang menyingkirkan akal budi. Sebaliknya, Yesus menyatakan bahwa akal budi adalah salah satu pemberian Allah pada manusia yang harus menjadi instrumen kasih pada Allah.
"... Tuhibbu ar-Rabba ilahaka min kulli fikrika" (Mark 12:30). Kasihilah Tuhan Ilahmu dengan segenap pikiranmu!
 
Jadi, akal budi juga harus dipersembahkan untuk melayani Allah sesuai maksud kehendakNya, Karena itulah Paulus menyatakan pada Agripa dan Festus bahwa iman yang disaksikannya didasarkan pada kebenaran dan pikiran sehat (True and rational words). Prinsip ini terus dilestarikan oleh gereja sejak jaman rasul-rasul, bapa-bapa rasuli dan bapa-bapa gereja.
 
Pada waktu itu ketika mereka menghadapi rupa-rupa ajaran sesat, mereka menjelaskan iman Kristen secara rasional-alkitabiah. Hal ini dapat dilihat dari berjilid-jilid karya mereka yang masih tersimpan baik sampai hari ini. Selain itu, guru-guru palsu itu juga tak berkutik ketika bapa-bapa gereja tersebut menegaskan warisan iman iman mereka dari para rasul sendiri.
 
Irenaeus (130-200 M)
.”… Saya dapat mengingat semua peristiwa pada waktu itu… sehingga saya mampu menggambarkan tempat dimana Polycarpus duduk ketika mengajar... Bagaimana hubungannya dengan rasul Yohanes dan murid-murid lain yang menyaksikan Kristus. Dan bagaimana ia mengingat perkataan mereka dan mendengar dari mereka tentang Kristus, yakni mukijzat dan ajaran-ajaranNya… ” (Eusebius, Tarikh al-Kanisah V.20)
 
… Rasul Yohanes mengenal satu-satunya Firman Allah (Kalimatulah), Sang Anak Tunggal Bapa yang telah menjadi manusia untuk keselamatan kita, yaitu Yesus Kristus Tuhan kita. Saya memiliki bukti dari ajaran rasul Yohanes dan juga Matius bahwa Yesus Kristus itu satu…” (Irenaeus, Againts Hereseies III.16.2)
 
“Gereja, walaupun telah tersebar kemana-mana hingga ke ujung dunia, telah menerima dari para rasul serta murid-muridNya kepercayaan ini, yaitu percaya kepada satu Allah, Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi dan lautan serta segala yang ada di dalamnya; dan kepada satu Yesus Kristus, Anak Allah yang menjadi manusia untuk keselamatan kita; dan kepada Roh Kudus, yang melalui para nabi telah menyatakan pekerjaan penyelamatan Allah bagi umat manusia, serta pada kedatangan, kelahiran dari seorang dara, penderitaan, kebangkitan dari antara orang mati dan kenaikan secara badani dari Tuhan kita Yesus Kristus yang terkasih dan kedatanganNya yang kedua kali dari surga dengan kemuliaan Sang Bapa untuk memenuhi segala sesuatu dan untuk membangkitkan semua daging manusia supaya… Ia menghakimi semua orang dengan adil” (Irenaeus, Against Hereseies 1.10:1)
 
Para guru-guru palsu tersebut boleh saja fasih mengutip teks-teks Alkitab dan menafsirkannya menurut selera mereka. Tetapi sefasih apapun mereka menyampaikan argumentasi mereka, tidak ada artinya dihadapan ajaran rasuli yang disampaikan tanpa putus melalui gerejanya.
 
Ajaran rasuli tersebut kemudian ditegaskan melalui konsili-konsili ekumenis yang ada. Namun tidak seperti fitnah sebagian orang bahwa gereja memaksakan ajaran tersebut melalui kekuatan politik saat itu. Sebab ajaran tersebut dapat dilacak akarnya dari dokumen-dokumen PB sendiri dan tulisan bapa-bapa rasuli di abad kedua dan ketiga sebelum konsili-konsili ekumenis diadakan.
 
Melalui kredo-kredo yang dirumuskan dalam konsili-konsili itulah kita dapat membedakan antara ilalang dan gandum. Meskipun mengaku Kristen dan mengutip teks-teks Kitab Suci, tetapi menafsirkannya secara berbeda seperti misalnya Noetus yang mengajarkan ajaran Patripassianisme (Father’s suffering), ataupun Arius yang mengajarkan bahwa ada waktu Sang Anak/Kalimatullah pernah tidak ada (kana waqtun lam yakun fihi), mereka jelaslah bukan Kristen yang sejati.
 
Karena itu seperti yang dinyatakan oleh Pope Shenouda III dalam bukunya: Qanun al-Iman
قانون الإمان هو أساس عقيدتنا المسيحية.... و
تؤمن به كل الكنلئس المسيحية في العالم أجمع. والذين لا يؤمنون به لا يعتبرون مسيحيين كشهود يهوه و السبتيين....
 
Qanun al-Iman huwa asas aqidatina al-masihiyyin… wa tu’minu kullu al-kana’is al-masihiyyah fi al-‘alam ajma’. Wa alladzina la yu’minuna bihi la yu’tabaruna masihiyyin ka syuhud yahuwa wa as-sabtiyyin”
 
Artinya:
Pengakuan iman Nikea adalah asas kepercayaan orang Kristen. Seluruh gereja Kristen di muka bumi berpegang pada pengakuan tersebut. Mereka yang tidak percaya pada pengakuan iman tersebut tidak dapat disebut sebagai Kristen seperti misalnya Saksi Yehuwah dan Adventis”.
 
Bagaimana dengan kekristenan anda? Masihkah setia dan berakar pada pengajaran yang sehat seperti yang dinyatakan dalam kredo Nikea? Atau sudah menyimpang darinya? Kendatipun anda fasih mengutip teks-teks Alkitab, mengajarkan moralitas , tetapi menyimpang dari ajaran yang sehat tentang Kristus, maka jelas iman anda bukan iman yang benar pada Kristus.
 
Anda tidak dapat menjadi seorang Kristen yang hanya menekankan orthopraksi (correct practice), tetapi mengabaikan orthodoksi (right belief). Sebaliknya juga hanya bicara orthodoksi, tetapi lalai mempraktikkannya dalam perilaku keseharian.
 
Salam
Leonardo Winarto



View all comments

Write a comment

Loading....



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir

  • Jesusprophet

    Kredo 1:Mereka=subjek,mengenal=predikat,Engkau satu satunya Allah yang benar=objek+keterangan ...

    View Article
  • Denis

    ???? ????? Yeshua haMashiach Yeshua sang Mesias ?? ????? Ben Elohim Putra Elohim ?? ...

    View Article
  • Sony

    shalom..Mohon berkenan kami dikirimi artikel via email kami, Trimakasih Tuhan ...

    View Article

Video Terbaru

View All Video