The Sonship of Jesus Christ

By zoelife 07 Jun 2019, 14:38:49 WIB Kristologi
The Sonship of Jesus Christ

The Sonship Of Jesus Christ (Bunuwat al-Masih)

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang teman yang bertanya pada saya tentang makna gelar Anak Allah yang disematkan pada Kristus. Ia berkata ,apa benar keanakan Kristus didasarkan ketaatanNya pada Bapa. Bila Kristus tidak taat, maka tidak mungkin Ia bisa memanggil Allah sebagai BapaNya dan Bapa berkata bahwa Yesus adalah anak yang kepadaNya Bapa berkenan. Lalu ia bertanya pada saya, “… jadi gelar Anak Allah yang dimiliki Yesus adalah hasil prestasiNya, pak? Selain itu, pandangan ini mengandaikan bahwa Kristus mungkin saja jatuh ke dalam dosa. Bagaimana menurut anda?”.

Berikut jawaban saya kepadanya:

 Ke-Anak-an Almasih harus dipahami dalam dua aspek. Aspek pertama menunjuk pada kodrat ilahiNya sebagai Sang Firman (Kalimatullah). Dalam Injil Yohanes 1:18 dinyatakan keberadaan Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa (Al-Ibn al-Wahid) yang menyatakan diri Bapa (huwa khabbara/exegesato).

Term “Anak” menunjukkan asal dan hakikatNya yang sama dengan Bapa, sebab memang Firman dan Allah adalah satu entitas (لان الله و عقله كيان واحد). Inilah makna ke-ANAK-an Kristus yang menunjuk pada thabi’at ilahiNya.

Bila gelar tersebut berkaitan dengan natur, maka tidak akan pernah ada waktu dan kemungkinan Yesus tidak bergelar Anak Allah.

Sebagaimana kodrat kita sebagai manusia tidak ditentukan oleh prestasi kita lebih dulu baru kita pantas disebut manusia. Melainkan karena kita berkodrat manusia, maka seharusnya kita berlaku seperti manusia.

Yesus dalam kodratNya adalah Anak Allah, yakni berkodrat Ilahi, maka Ia digelari dengan sifat-sifat Ilahi sejak dalam kandungan Maryam.

Perhatikan berita malaikat pada Maryam, bahwa Anak yang dikandungnya akan disebut Sang KUDUS, ANAK ALLAH (al-Quddus, Ibn Allah; Luk 1:35). Pernyataan Gabriel ini menunjuk kodrat Yesus sejak dalam kandungan Maryam adalah Anak Allah.

Ke-ANAK-anNya yang menunjuk kodrat ilahiNya tidak diawali oleh waktu. Sebab sejak semula, Firman itu bersama dengan Allah (al-Kalimat kana ‘indallah; Yoh 1:1).

Aspek kedua, gelar Anak Allah bagi Yesus memang menunjuk pada kodrat kemanusiaanNya juga. Seperti yang dicatat Lukas ketika menelusuri silsilah Kristus sampai pada Adam (Luk 3:23-38).

Dalam Kitab Suci, manusia ciptaan Allah disebut juga anak-anak Allah/Abna’ Allah; Kej 6:2). Namun tentu istilah anak-anak Allah yang disematkan pada manusia berbeda dengan istilah Anak Allah (bentuk tunggal) yang dikenakan pada Yesus dalam kodrat IlahiNya sebagai Logos/Kalimatullah yang satu dan berasal dari dalam Dzat Allah.

Manusia disebut anak-anak Allah karena diciptakan oleh Allah sendiri sebagai mahkota ciptaan.

Dalam kemanusiaanNya, Ia disebut juga sebagai Anak Allah, untuk menyamakan diriNya dengan manusia dalam inkarnasiNya/tajassud untuk tujuan keselamatan (Ibr 2:14).

Sedang dalam bagian lain Perjanjian Baru, Ia disebut sebagai Adam yang kedua sebagai kontras dengan Adam yang jatuh dalam dosa dan menyebabkan kematian pada keturunannya. Selain itu, kemanusiaanNya juga disebut Yang Sulung (Roma 8:29), yakni menunjuk pada kemanusiaanNya yang menjadi pola hidup orang percaya.

Namun harus dicatat, kemanusiaan Kristus adalah kemanusiaan yang tanpa dosa karena natur IlahiNya sebagai Kalimatullah yang memang tidak mungkin berbuat dosa (Ibr 4:15).

Dalam natur manusiaNya, Ia merasakan dan mengalami pencobaan dan godaan kedagingan, tetapi karena Ia berkodrat Ilahi, maka Ia tidak berbuat dosa.

Sebab itulah di Taman Getsemani Ia berkata: Bukan kehendakKu, tetapi kehendakMu. Kehendak yang pertama adalah kehendak manusia yang memang cenderung menjauhi rasa sakit dan terbuka pada ketidaktaatan melakukan kehendak Allah (free will).

Tetapi dalam kodrat IlahiNya yang menyatu dengan kemanusiaanNya (kesatuan hipostatik), tentu kehendak Ilahi yang terlaksana dalam hidup Kristus.

Disini kita melihat bahwa sekalipun Ia menjadi manusia, tidak berarti Ia mengambil bagian juga dalam natur keberdosaan manusia. Sebab pada mulanya Tuhan menciptakan manusia di Eden, dosa tidak pernah menjadi bagian dari natur manusia.

Untuk itulah Sang Firman menjadi manusia, agar Ia menampilkan kembali citra manusia yang sejati seperti yang dirancangkan Allah sejak semula. Karena itu Ia berkata: Ikutlah Aku!

Mari kita belajar meneladani kemanusiaan Kristus. Ia saudara sulung kita dalam kemanusianNya. Maka sebagaimana kemanusiaan hKristus dipermuliakan, kelak kita pun akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia, bila kita tetap berjalan bersama Kristus.

Salam Kasih Dalam Kristus

Zoelife




Write a comment

Ada 2 Komentar untuk Berita Ini

  1. Denis 07 Jul 2019, 03:31:44 WIB

    ???? ?????
    Yeshua haMashiach
    Yeshua sang Mesias

    ?? ?????
    Ben Elohim
    Putra Elohim

    ?? ??????
    Seh haElohim
    Anak domba Elohim

    ?? ???
    Ben David
    Putra David

    ?? ????
    Ben Yosef
    Putra Yosef

View all comments

Write a comment

Loading....



Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Google+, Linkedin dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

Komentar Terakhir

  • Jesusprophet

    Kredo 1:Mereka=subjek,mengenal=predikat,Engkau satu satunya Allah yang benar=objek+keterangan ...

    View Article
  • Denis

    ???? ????? Yeshua haMashiach Yeshua sang Mesias ?? ????? Ben Elohim Putra Elohim ?? ...

    View Article
  • Sony

    shalom..Mohon berkenan kami dikirimi artikel via email kami, Trimakasih Tuhan ...

    View Article

Video Terbaru

View All Video